HMI Cabang Pacitan Desak Perbaikan Tata Kelola Bank Jatim



Bank Jatim kembali disorot publik usai munculnya berbagai kasus kredit bermasalah, mulai dari dugaan kredit fiktif Rp170 miliar di Cabang Kepanjen, hingga kasus serupa senilai Rp500 miliar di Cabang Jakarta pada 2024. Masalah ini mencerminkan lemahnya sistem analisis kredit, pengawasan internal, dan manajemen risiko di tubuh Bank Jatim.

Ketiadaan ketegasan manajemen serta lemahnya fungsi audit internal memperburuk kondisi, bahkan menunjukkan kegagalan dalam mendeteksi penyimpangan sejak dini. Padahal, sebagai penyalur dana publik seperti DAU, DAK, dan belanja daerah, Bank Jatim memegang peran penting dalam menopang fiskal pemerintah daerah. 

Jika tata kelola tidak segera dibenahi, keuangan daerah dan kepercayaan publik bisa terdampak serius.

Ketua HMI Cabang Pacitan, Roki Prima Utama mendesak Pemprov Jatim sebagai pemegang saham pengendali untuk segera bertindak. "Evaluasi menyeluruh dibutuhkan, bukan hanya rotasi pejabat teknis" tandas Roky Prima Utama.

  HMI Pacitan mengusulkan tiga langkah progresif untuk reformasi Bank Jatim (1)RUPS Luar Biasa untuk mengevaluasi direksi dan komisaris (2) Audit investigatif menyeluruh oleh lembaga independen (3) Evaluasi total manajemen cabang agar pengawasan kredit berjalan sesuai standar.

Roky menerangkan Bank Jatim memikul tanggung jawab menjaga stabilitas keuangan dan kepercayaan masyarakat. Jika kedua hal ini diabaikan, dampaknya bisa sangat merugikan secara jangka panjang. 
"Oleh karena itu, restrukturisasi manajemen dan penguatan pengawasan harus segera dilakukan" pungkas Roky Prima Utama

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form