Semasa kuliah, Gandung menerima Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik dan aktif dalam berbagai kegiatan yang memperluas wawasan serta kemampuannya. Salah satu pencapaiannya adalah menjadi pembicara dalam forum diskusi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur, Malaysia. Di forum tersebut, ia menyuarakan pentingnya kesetaraan informasi pendidikan yang inklusif di Pacitan, gagasannya mendapat apresiasi langsung dari Duta Besar Indonesia untuk Malaysia.
Kepeduliannya terhadap pendidikan diwujudkan melalui pendirian Komunitas PACE (Pacitan Cerdas) yang telah aktif selama tiga tahun. Komunitas ini hadir menjawab tantangan pendidikan di Pacitan, seperti akses terbatas akibat geografis pegunungan, kesenjangan sarana prasarana, dan minimnya keterbukaan informasi. Program unggulan PACE, seperti PACE Kelas dan PACE Workshop, berfokus pada pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan kreatif.
Pelatihan desain grafis di Desa Poko Pringkuku, membatik untuk kawasan wisata, hingga ecoprint di Desa Bandar adalah contoh nyata kontribusi PACE. Pelatihan ecoprint bahkan berhasil menciptakan lapangan kerja baru dengan memanfaatkan potensi alam lokal.
Komunitas PACE juga kerap berprestasi dalam kompetisi. Terbaru, mereka meraih Harapan 1 kategori Masyarakat Umum di Pacitan Innovation Award 2024, mengungguli lebih dari 120 inovasi lainnya.
“Fenomena pendidikan di Pacitan sangat kompleks, tetapi dengan inovasi dan kolaborasi, kami yakin bisa menciptakan perubahan,” ujar Gandung.
Hingga saat ini Gandung masih fokus dalam menciptakan Pendidikan yang inklusif di Pacitan guna dapat mencerdaskan kehidupan bangsa.