Forhati Pacitan Gelar Aksi Simpatik Bagi Bunga Peringati Hari Ibu dan Milad Forhati 26

Aksi Simpatik Bagi Bunga Peringati Hari Ibu dan Milad Forhati 26
Aksi Simpatik Bagi Bunga Peringati Hari Ibu dan Milad Forhati 26


Wajah sumringah Marsinah salah seorang pedagang di alun - alun Pacitan menerima bunga mawar dari pengurus Forhati Daerah Pacitan. Bunga ini sebagai ungkapan kasih sayang kepada seluruh ibu - ibu yang saat ini merayakan "Hari Ibu". 


"Ya Allah makasih ya nduk, saya kok teringat anak saya memberikan bunga" ucap Ibu paruh baya ini.


Aksi simpatik ini digelar Forhati Daerah Pacitan sejak pukul 06.30 berbarengan dengan CFD (Car Free Day) dan senam lansia. Kegiatan ini meruapakan satu rangkaian peringatan hari ibu dan milad Forhati ke 26. Sittah AAQ selaku kordinator kegiatan ini menyebutkan jika setelah aksi simpatik bagi bunga akan dilanjutkan dengan kegiatan diskusi publik dengan tema "Kekerasan Seksual, Cegah dan Tangani" serta penyampaian petisi Forhati yang akan disampaikan kepada Bupati dan Ketua DPRD Pacitan.


"Kegiatan hari ini merupakan satu rangkaian sejak kemarin berupa berbagi kasih dengan walimurid SLB punung yang dilanjutkan dengan aksi simpatik bagi bunga, dialog publik dan penyampaian petisi" Ujar mantan penyelenggara pemilu ini. 

Kekerasan Seksual, Cegah dan Tangani
Diskusi Terbatas dengan Tema "Kekerasan Seksual, Cegah dan Tangani"

Lebih lanjut aktivis perempuan yang juga seorang pengajar di salah satu sekolah swasta Pacitan ini menyebutkan bahwa kegiatan ini selain memperingati milad Forhati yang ke 26 juga untuk memperingati hari ibu. 


"Peringatan hari Ibu dan Milad Forhati ini adalah satu tarikan nafas dan semangat kami yaitu Jaga Perempuan, Jaga Martabat Bangsa" Pungkas Sittah.


Sebagai informasi, Peringatan hari ibu ini bermula dari penyelenggaraan Kongres Perempuan III pada 22-27 Juli 1938 di Bandung. Salah satu hasil kongres tersebut adalah menetapkan tanggal 22 Desember sebagai hari Ibu. Tanggal tersebut bertepatan dengan diselenggarakannya Kongres Perempuan I Pada 22 Desember 1928.


Kongres perempuan 1 ini dilatar belakangi oleh kesamaan pandangan untuk mengubah nasib perempuan di Indonesia. Selain itu Presiden Soekarno juga memberikan dukungan atas kongres perempuan III melalui Keputusan Presiden nomor 316 Tahun 1959. Melalui Keputusan tersebut, hari Ibu pada 22 Desember resmi menjadi hari nasional.


Untuk Dokumentasi Kegiatan ini secara lengkap bisa dilihat di Sini

Dokumentasi Kegiatan

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form