Pasca Putusan MK Tolak Gugatan Sistem Pemilu, Pelaksanaan Pemilu 2024 Tetap Proporsional Daftar Terbuka. Mahkamah Konstitusi (MK) dalam sidang yang dibacakan pada kamis 15 Juni 2023 menolak gugatan sistem sistem pemilu seluruhnya. Implikasi dari putusnan ini adalah penyelenggaraan pemilu 2024 akan dilaksanakan dengan sistem proporsional terbuka.
Apa yang dimaksud dengan Sistem pemilu proporsional daftar terbuka ? Sistem pemilu proporsional daftar terbuka adalah suatu sistem pemilihan umum di mana pemilih memiliki kebebasan untuk memilih kandidat individual dalam pemilihan anggota legislatif. Dalam sistem ini, partai politik mengajukan daftar calon, tetapi pemilih dapat memilih calon-calon dari berbagai partai yang berbeda.
Berikut adalah beberapa karakteristik sistem pemilu proporsional terbuka:
Daftar Calon: Partai politik yang berpartisipasi dalam pemilu menyusun daftar calon yang mereka ajukan kepada pemilih. Daftar ini berisi nama-nama calon yang diusulkan oleh partai.
Pemilihan Individu: Pemilih memiliki kebebasan untuk memilih calon individual dari daftar calon yang diajukan oleh partai politik. Pemilih tidak hanya memilih partai secara keseluruhan, tetapi juga dapat memilih calon yang dianggap mereka paling baik.
Perhitungan Suara: Setelah pemilihan selesai, suara yang diterima oleh masing-masing calon dihitung. Perolehan suara individu calon dari berbagai partai dijumlahkan untuk menentukan jumlah kursi yang akan ditempati oleh partai tersebut di parlemen.
Distribusi Kursi: Kursi parlemen didistribusikan berdasarkan perolehan suara individu calon dari partai-partai yang berpartisipasi. Biasanya, partai yang mendapatkan suara terbanyak akan mendapatkan jumlah kursi terbanyak di parlemen.
Keuntungan dari sistem pemilu proporsional terbuka antara lain:
Pilihan yang Lebih Luas: Pemilih memiliki kebebasan untuk memilih calon individual dari berbagai partai. Hal ini memungkinkan pemilih untuk lebih memilih calon berdasarkan kualitas dan karakteristik pribadi, bukan hanya memilih partai secara keseluruhan.
Representasi yang Lebih Akurat: Sistem ini cenderung memberikan representasi yang lebih akurat dari keberagaman pandangan politik di masyarakat. Kursi parlemen didistribusikan berdasarkan perolehan suara individu, sehingga partai-partai yang mewakili beragam pandangan politik memiliki kesempatan untuk mendapatkan kursi.
Akuntabilitas Calon: Calon-calon yang terpilih harus bertanggung jawab kepada pemilih individu yang memilih mereka. Hal ini dapat mendorong calon untuk lebih memperhatikan kepentingan pemilih dalam menjalankan tugas mereka di parlemen.
Namun, sistem pemilu proporsional terbuka juga memiliki beberapa kelemahan, seperti:
Kompleksitas Pemilihan: Dalam sistem ini, pemilih harus memahami daftar calon dari berbagai partai politik, yang dapat membingungkan dan mempersulit proses pemilihan. Hal ini bisa menjadi kendala bagi pemilih yang tidak memahami atau tidak tertarik dengan politik.
Kemungkinan Fraksi di Parlemen: Karena pemilih memiliki kebebasan untuk memilih calon dari berbagai partai, bisa saja terbentuk fraksi-fraksi kecil di parlemen yang mewakili kepentingan yang sempit. Ini dapat menghambat proses pengambilan keputusan dan