Surabaya– HMI adalah organisasi mahasiswa Islam tertua dan terbesar di Indonesia. Umurnya sudah mencapai 74 tahun sejak didirikan pada 5 Februari 1947. Semangat Lafran Pane dan kawan-kawan mendirikan HMI, setidaknya dipengaruhi 3 faktor.
Moh. Nur Ariea Shoim, Kandidat Ketua Umum PB HMI, mengungkapkan HMI lahir karena terefleksi dari kondisi keislaman, kondisi keindonesiaan dan kondisi kemahasiswaan pada waktu itu. Artinya, kata Shoim, HMI lahir karena tuntutan melakukan perbaikan-perbaikan terhadap kondisi keislaman, keindonesiaan dan kemahasiswaan.
“Atas ijin Allah Swt, saya maju dalam kontestasi pemilihan Ketua Umum PB HMI di Kongres karena bukan hanya bicara soal mewujudkan HMI menuju Insan Wirausaha, tetap keniscayaan bagi kita di HMI terlibat dalam menegakkan agama Islam dan mempertahankan NKRI serta melahirkan manusia-manusia Indonesia yang cerdas dan kontributif bagi kemajuan negara,” tuturnya ketika memberikan keterangan (Minggu, 21/03/21).
Dulu HMI, lanjut Shoim, menghadapi penjajah secara fisik dan konflik dengan PKI baik secara ideologi maupun fisik serta menghadapi tekanan-tekanan dari rejim orde baru, namun saat ini HMI dihadapkan bukan hanya konflik internal tetapi juga acaman globalisasi yang rentan mengaburkan jalan kebenaran dalam ber-Islam dan mengancam keutuhan atau nasionalisme kebangsaan kita sebagai negara Indonesia.
“Nur HMI nantinya mampu menjadi penerang bagi perbaikan-perbaikan kondisi keislaman-keumatan khususnya di Indonesia, berperan pro-aktif menjaga dan mempertahankan keutuhan bangsa khususnya ancaman disintegrasi dan mengokohkan kondisi sosial kultural masyarakat agar tidak terpengaruh dari luar,” tandasnya.
Shoim juga sangat berharap agar kader-kader HMI bergerak bersama dalam satu dentuman mengembangkan modernisasi organisasi dan memajukan negara. Konflik internal, baginya, mesti diminimalisir atas nama kebaikan organisasi dan perkaderan HMI di era disrupsi hari ini yang semakin kencang.
Shoim melanjutkan bahwa dalam rangka melanjutkan perjuangan HMI yang sudah diletakkan 74 tahun yang lalu, maka Nur HMI berkomitmen memperjuangkan dan menjalankan prinsip dan nilai keislaman, menjadi perekat antar umat dan menjadi garda terdepan dalam dunia intelektual atau akademik.
“Dengan Nur HMI, organisasi terlepas dari kemunduran dan berjalan kedepan menjawab tantangan era dan memaksimalkan peluang yang ada. Saatnya HMI kembali mengibarkan bendera kejayaan sebagai organisasi pembaharu, moderen dan pemersatu. Maka perlu menciptakan kader-kader beekualitas yang paham betul rasionalitas HMI berdiri 74 tahun yang lalu,” pungkasnya. (Red/AW)