Sindopos.com - Dorong Inovasi Pelayanan Publik, USAID Gelar Lokakarya Pelayanan Publik dan Pengawasan Warga.
Penampilan Tari Gambyong Saat Pembukaan Lokakarya Pelayanan Publik dan Pengawasan Warga |
Bertempat di Aula Gedung Fakultas Administrasi Universitas Brawijaya Malang, USAID bekerja sama dengan FIA UB, GIZ, KINERJA, JIPP dan Pemerintah Propinsi Jatim menggelar Lokakarya Pelayanan Publik dan Pengawasan Warga. Kegiatan ini dilaksanakan melibatkan multi stakeholder pelayanan publik yang ada dijawa timur.
Kegiatan ini diselenggarakan bertujuan untuk perbaikan pelayanan publik yang dilakukan oleh seluruh pihak di Jawa Timur. Selain itu agar bisa saling berbagi dan bertukar pengalaman baik dalam penyelengaraan pelayanan publik yang baik dan prima.
Baca Juga : Dorong Inovasi Pelayanan Publik, USAID Gelar Lokakarya Pelayanan Publik dan Pengawasan Warga
[ads-post]
Acara yang menghadirkan multistakeholders pelayanan publik se-jawa timur ini dibuka dengan penampilan seni pertunjukan rakyat Tari Gambyong yang dipentaskan oleh kolaborasi apik antara dosen dan mahasiswa Universitas Brawijaya Malang.
Seperti kita ketahui bahwa Tari Gambyong merupakan tari Jawa klasik yang mengambil dasar gerakan tarian rakyat dari kesenian tayub/tlèdhèk. Biasanya tari gambyong dilakukan bersama-sama oleh beberapa penari. Unsur estetis dari tari yang dilakukan bersama-sama terletak pada garis dan gerak yang serba besar. Gerak tangan, kaki dan kepala tampak lebih indah dan ekspresif karena ditarikan bersamaan. Tarian ini semakin elok apabila penari dapat menyelaraskan gerakan dengan irama kendhang. Sebab, kendhang sering pula disebut otot tarian dan pemandu gendhing. Secara umum, Tari Gambyong terdiri atas tiga bagian, yaitu: awal, isi, dan akhir atau dalam istilah tari Jawa gaya Surakarta disebut dengan istilah maju beksan, beksan, dan mundur beksan.
Setelah acara pementasan Tari Gambyong ini kemudian Kegiatan Lokakarya Pelayanan Publik dan Pengawasan Warga dilaksanakan selama 2 hari pada kamis - jumat tanggal 6 - 7 Oktober 2016 ini dibuka langsung oleh Wakil Rektor IV Universitas Brawijaya Dr. Moch. Sasmito Djati, MS. Dalam sambutannya pria berkaca mata ini menegaskan bahwa peningkatan kinerja pelayanan publik bukan hanya pada inovasi ide dan gagasan saja tetapi juga harus pada inovasi mental pelayan publiknya.
"Fakta, seorang tenaga honorer akan menjadi sangat produktif dan inovatif tetapi ketika sudah menjadi PNS kenapa berkinerja rendah" tuturnya dengan gayanya yang khas. Hal ini menunjukkan jika mental melayani ini masih menjadi masalah dinegeri berpenduduk lebih dari 260 Juta Orang ini.
Baca Juga : Wakil Rektor IV UB Dr. Moch. Sasmito Djati, MS Buka Lokakarya Pelayanan Publik dan Pengawasan Warga
Baca Juga : Dorong Inovasi Pelayanan Publik, USAID Gelar Lokakarya Pelayanan Publik dan Pengawasan Warga
[ads-post]
Acara yang menghadirkan multistakeholders pelayanan publik se-jawa timur ini dibuka dengan penampilan seni pertunjukan rakyat Tari Gambyong yang dipentaskan oleh kolaborasi apik antara dosen dan mahasiswa Universitas Brawijaya Malang.
Seperti kita ketahui bahwa Tari Gambyong merupakan tari Jawa klasik yang mengambil dasar gerakan tarian rakyat dari kesenian tayub/tlèdhèk. Biasanya tari gambyong dilakukan bersama-sama oleh beberapa penari. Unsur estetis dari tari yang dilakukan bersama-sama terletak pada garis dan gerak yang serba besar. Gerak tangan, kaki dan kepala tampak lebih indah dan ekspresif karena ditarikan bersamaan. Tarian ini semakin elok apabila penari dapat menyelaraskan gerakan dengan irama kendhang. Sebab, kendhang sering pula disebut otot tarian dan pemandu gendhing. Secara umum, Tari Gambyong terdiri atas tiga bagian, yaitu: awal, isi, dan akhir atau dalam istilah tari Jawa gaya Surakarta disebut dengan istilah maju beksan, beksan, dan mundur beksan.
Setelah acara pementasan Tari Gambyong ini kemudian Kegiatan Lokakarya Pelayanan Publik dan Pengawasan Warga dilaksanakan selama 2 hari pada kamis - jumat tanggal 6 - 7 Oktober 2016 ini dibuka langsung oleh Wakil Rektor IV Universitas Brawijaya Dr. Moch. Sasmito Djati, MS. Dalam sambutannya pria berkaca mata ini menegaskan bahwa peningkatan kinerja pelayanan publik bukan hanya pada inovasi ide dan gagasan saja tetapi juga harus pada inovasi mental pelayan publiknya.
"Fakta, seorang tenaga honorer akan menjadi sangat produktif dan inovatif tetapi ketika sudah menjadi PNS kenapa berkinerja rendah" tuturnya dengan gayanya yang khas. Hal ini menunjukkan jika mental melayani ini masih menjadi masalah dinegeri berpenduduk lebih dari 260 Juta Orang ini.
Baca Juga : Wakil Rektor IV UB Dr. Moch. Sasmito Djati, MS Buka Lokakarya Pelayanan Publik dan Pengawasan Warga