Sindopos.com - Cuitan Ex-Menteri Desa Marwan Jafar Seakan Menyuarakan Suara Hati Ex-PNPM.
Iljustrasi Cuitan Ex-Menteri Desa Marwan Jafar di Media Sosial |
Sewaktu menjabat sebagai Menteri Desa pada awal pemerintahan kabinet Jokowi - JK tentu tidak begitu saja dilupakan oleh puluhan ribu Fasilitator PNPM. Dengan kebijakan tangan besinya, Marwan Jafar menghentikan salah satu Program Pemberdayaan Terbaik di Indonesia (PNPM-MPd) yang kemudian disubstitusi dengan perekrutan terstruktur Pendamping Desa yang dilapangan terbukti sebagian besar adalah pengurus Partai Politik maupun kader - kader partai. Ex-PNPM tentu tidak akan melupakan begitu saja ketika Dana Loan PNPM Rural World Bank digunakan untuk membiayai gaji pendamping desa yang banyak oknumnya berprofesi ganda sebagai guru setifikasi, guru honorer maupun dibidang lain.
[ads-post] Tapi apa yang dicuitkan Ex-Menteri Desa Marwan Jafar seakan terkena karma. Lihat beberapa ungkapan bernada kecewa di akun twitternya @marwan_jafar dibawah ini :
Sebuah sejarah akan terkoyak jika seseorang yg tdk pernah berbuat sesuatu bagi negara ini, tp direkayasa seolah2 telah berbuat luar biasa.— Marwan Jafar (@marwan_jafar) September 20, 2016
Org yg berbahaya bagi negara ini adalah org yg kelihatan culun, tp sesungguhnya dia merupakan bagian dari mafia.— Marwan Jafar (@marwan_jafar) September 20, 2016
Org2 munafik dg bertopeng kehebatan2 dan keberhasilan2 itu sesungguhnya adalah bentuk kebodohan dan ketololannya yg sejati.Na'udzu billah...— Marwan Jafar (@marwan_jafar) September 20, 2016
Yg berpolitik dan bekerja dg ikhlas dan sungguh2 tdk diapresiasi,sedangkan berpolitik dg penuh kepalsuan itu yg dipuja2.Abnormal dan sakit!Kepalsuan2 dg kampanye dan propaganda media massa yg luar bisa dg materi kehebatan2 seseorang hrs dihentikan, krn tdk mendidik rakyat.— Marwan Jafar (@marwan_jafar) September 20, 2016
— Marwan Jafar (@marwan_jafar) September 20, 2016Politik dg penuh kepalsuan,kamuflase dan super-pencitraan dianggap sbg sebuah keberhasilan, kecanggihan, pdhl aslinya menyengsarakan rakyat.
— Marwan Jafar (@marwan_jafar) September 20, 2016