Dalam berhubungan, putus cinta itu sudah biasa dan jangan sampai kamu di butakan oleh cinta dan bertindak hal-hal bodoh yang Pria berumur 20 tahun yang tidak disebutkan namanya ini meninggal karena bunuh diri yang sebelumnya sakit hati dikarenakan Ditinggal pacarnya. Beginilah kisah Syed Sohleh selaku pengurus jenazah Malaysia ketika memandikan jenazah itu seperti yang dikutip dari dream.
Bersama dengan Ustaz Muhd Aidil Zainol Bahar dan tiga orang sahabat, kami segera ke rumah sakit dan langsung menuju ke kamar mayat. Setelah mengisi dokumen, tiba saat yang makin mendebarkan meskipun sudah bertahun-tahun berhadapan dengan para jenazah. Saya terus berdoa agar diberi kekuatan untuk menyempurnakannya hingga selesai.
Dengan mengucap Bismillah saya menarik laci mayat secara perlahan-lahan. Saat membuka kain yang menutupi wajahnya, saya melihat situasi yang amat mengerikan. Lidahnya menjulur keluar dan wajahnya berkerut seakan menahan kesakitan yang amat sangat. Terdapat bekas lebam akibat jeratan di lehemya.
Saya coba mengumpul kekuatan yang ada, dan bersama empat sahabat, kami mengangkat jenazah ke atas kereta jenazah. Masing-masing memegang anggota tubuh jenazah namun sekali lagi kami terkejut karena tangan bahu dan kaki terasa amat sakit. Allahu Akbar!!! Jenazah amat berat sekali meski sosok tubuhnya biasa saja dan masih berumur sekitar 20-an.
Tidak itu saja, tenaga kami diuji lagi tatkala mendorong kereta jenazah ke tempat mandi. Jarak yang dekat terasa amat jauh dan saya secara pribadi telah kehabisan tenaga, begitu juga dengan sahabat yang lain. Kendati demikian, saya tidak mengeluh dan dalam hati hanya berdoa agar Allah SWT menyempurnakan tugas memandikan almarhum.
Kali ini Allah SWT benar-benar ingin memperlihatkan kekuasaan-Nya. Saat menyucikan jenazah, najis yang keluar dari dubumya amat banyak dan tanpa henti. Saya mengurut perutnya secara perlahan dengan tujuan ingin mengeluarkan sisa najis yang masih ada. Setelah memastikan benar-benar bersih, saya memiringkan tubuhnya untuk meratakan air pada anggota yang lain.
Bersama dengan Ustaz Muhd Aidil Zainol Bahar dan tiga orang sahabat, kami segera ke rumah sakit dan langsung menuju ke kamar mayat. Setelah mengisi dokumen, tiba saat yang makin mendebarkan meskipun sudah bertahun-tahun berhadapan dengan para jenazah. Saya terus berdoa agar diberi kekuatan untuk menyempurnakannya hingga selesai.
Dengan mengucap Bismillah saya menarik laci mayat secara perlahan-lahan. Saat membuka kain yang menutupi wajahnya, saya melihat situasi yang amat mengerikan. Lidahnya menjulur keluar dan wajahnya berkerut seakan menahan kesakitan yang amat sangat. Terdapat bekas lebam akibat jeratan di lehemya.
Saya coba mengumpul kekuatan yang ada, dan bersama empat sahabat, kami mengangkat jenazah ke atas kereta jenazah. Masing-masing memegang anggota tubuh jenazah namun sekali lagi kami terkejut karena tangan bahu dan kaki terasa amat sakit. Allahu Akbar!!! Jenazah amat berat sekali meski sosok tubuhnya biasa saja dan masih berumur sekitar 20-an.
Tidak itu saja, tenaga kami diuji lagi tatkala mendorong kereta jenazah ke tempat mandi. Jarak yang dekat terasa amat jauh dan saya secara pribadi telah kehabisan tenaga, begitu juga dengan sahabat yang lain. Kendati demikian, saya tidak mengeluh dan dalam hati hanya berdoa agar Allah SWT menyempurnakan tugas memandikan almarhum.
Kali ini Allah SWT benar-benar ingin memperlihatkan kekuasaan-Nya. Saat menyucikan jenazah, najis yang keluar dari dubumya amat banyak dan tanpa henti. Saya mengurut perutnya secara perlahan dengan tujuan ingin mengeluarkan sisa najis yang masih ada. Setelah memastikan benar-benar bersih, saya memiringkan tubuhnya untuk meratakan air pada anggota yang lain.
Namun setiap kali tubuhnya digerakkan, setiap kali itulah najisnya masih keluar dalam jumlah yang banyak. Kami meneruskan proses memandikannya hingga selesai. Dan ketika najisnya telah berhenti, maka urusan kafan pun kami mulai. Namun perkara yang sama masih terjadi tatkala kami mulai meletakkan jenazah di atas kain kafan.
Sekali lagi proses pembersihan dilakukan dan kain kafan perlu ditukar yang baru. Kali ini saya menyumbatkan kapas sebanyak mungkin disamping tidak henti berdoa di dalam hati, meminta...
Berdoa meminta kemudahan dan ampunan Allah SWT atas segala dosa almarhum agar urusan mengkafani almarhum menjadi ringan.
Alhamdulillah, najisnya berhenti mengalir dan kami meneruskan proses mengkafani. Namun perasaan lega hanya sebentar saja hadir. Sekali lagi kami diuji ketika mengkafani jenazah, darah mengalir dari mulut dan hidungnya. Situasi seperti ini lumrah kami temui saat mengurus jenazah yang mengalami pendarahan di dalam.
Tanpa membuang waktu kami menyucikan darah tersebut dengan kapas hingga jenazah selesai disalati dan siap dikebumikan di tanah perkuburan.
Menyingkap sedikit latar belakang kematian almarhum, menurut informasi yang saya terima, lelaki tersebut meninggal dunia akibat gantung diri di kipas angin di langit-langit kamarnya setelah putus cinta dan ditinggalkan oleh kekasihnya.
Kekecewaannya semakin bertambah ketika mendapat kabar kekasihnya telah menikah dengan lelaki lain. Inilah yang menyebabkan almarhum mengambil jalan singkat dengan membunuh dirinya sendiri.
Saya baru tahu bahwa keluarga almarhum enggan mengurus jenazahnya. Bahkan setelah beberapa hari berada di kamar mayat, keluarnya masih enggan mengambiil jenazah almarhum sehingga pihak rumah sakit menghubungi saya untuk mengurusnya.
Saya selalu menyeru dan menitipkan pesan agar berhati-hati dalam berhubungan. Carilah cinta Allah SWT dahulu, niscaya Allah akan menakdirkan cinta buat kita. Senantiasa berpikiran positif dan mendekatkan diri kepada Allah agar setiap tindakan kita tidak tersesat ke arah kemungkaran dan jalan yang tidak diridhai.
Jangan karena gagal mendapatkan cinta dari makhluk, kita menempa diri menjadi tamu di gerbang neraka. Nauzubillahimindzalik.
Itulah sobat, jangan sampai kita seperti itu.. Cinta yang pertama adalah cinta kepada Allah SWT, janganlah kita menduakannya agar tidak terjadioleh agama seperti kisah lelaki berikut ini.
Sekali lagi proses pembersihan dilakukan dan kain kafan perlu ditukar yang baru. Kali ini saya menyumbatkan kapas sebanyak mungkin disamping tidak henti berdoa di dalam hati, meminta...
Berdoa meminta kemudahan dan ampunan Allah SWT atas segala dosa almarhum agar urusan mengkafani almarhum menjadi ringan.
Alhamdulillah, najisnya berhenti mengalir dan kami meneruskan proses mengkafani. Namun perasaan lega hanya sebentar saja hadir. Sekali lagi kami diuji ketika mengkafani jenazah, darah mengalir dari mulut dan hidungnya. Situasi seperti ini lumrah kami temui saat mengurus jenazah yang mengalami pendarahan di dalam.
Tanpa membuang waktu kami menyucikan darah tersebut dengan kapas hingga jenazah selesai disalati dan siap dikebumikan di tanah perkuburan.
Menyingkap sedikit latar belakang kematian almarhum, menurut informasi yang saya terima, lelaki tersebut meninggal dunia akibat gantung diri di kipas angin di langit-langit kamarnya setelah putus cinta dan ditinggalkan oleh kekasihnya.
Kekecewaannya semakin bertambah ketika mendapat kabar kekasihnya telah menikah dengan lelaki lain. Inilah yang menyebabkan almarhum mengambil jalan singkat dengan membunuh dirinya sendiri.
Saya baru tahu bahwa keluarga almarhum enggan mengurus jenazahnya. Bahkan setelah beberapa hari berada di kamar mayat, keluarnya masih enggan mengambiil jenazah almarhum sehingga pihak rumah sakit menghubungi saya untuk mengurusnya.
Saya selalu menyeru dan menitipkan pesan agar berhati-hati dalam berhubungan. Carilah cinta Allah SWT dahulu, niscaya Allah akan menakdirkan cinta buat kita. Senantiasa berpikiran positif dan mendekatkan diri kepada Allah agar setiap tindakan kita tidak tersesat ke arah kemungkaran dan jalan yang tidak diridhai.
Jangan karena gagal mendapatkan cinta dari makhluk, kita menempa diri menjadi tamu di gerbang neraka. Nauzubillahimindzalik.
Itulah sobat, jangan sampai kita seperti itu.. Cinta yang pertama adalah cinta kepada Allah SWT, janganlah kita menduakannya agar tidak terjadioleh agama seperti kisah lelaki berikut ini.