Sindopos.com - Kehadiran PKKPM Membawa Harapan Baru Untuk Mengurangi Angka Kemiskinan.
Semenjak diluncurkan pada Awal tahun 2015 oleh Bappenas, PKKPM menjadi harapan baru di era pemerintahan Jokowi sebagai program unggulan untuk mengurangi angka Kemiskinan di Indonesia. Kemudian pada medium bulan September 2015 PKKPM dilaunching secara resmi oleh Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes & PDTT). Semenjak saat itulah kemudian PKKPM mulai kehilangan arah dan seakan mulai seperti dengan Program - program pemerintah sebelumnya yang hanya sekedar sebagai "Pemadam Kebakaran" dimana konsep dasar pemberdayaan mulai luntur berubah menjadi proyek tambal sulam pemerintah. padahal pelaksanaan dilapangan PKKPM benar - benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di pedesaan.
Baca Juga : PKKPM menyadarkan masyarakat untuk sejahtera
Baca Juga : PKKPM menyadarkan masyarakat untuk sejahtera
Manfaat PKKPM begitu mengena pada sasaran atau orang per orang berkategori miskin. Salah satu contohnya adalah Murtini anggota KPB Tanjung Jaya. Murtini salah satu rumah tangga miskin sasaran program PKKPM yang berada dilokasi PKKPM Desa Ploso Kecamatan Tegalaombo Kabupaten Pacitan. Sebelumnya Murtini merupakan masyarakat yang masuk dalam data PPLS tahun 2011 dengan kategori sangat miskin yang setelah dilakukan verifikasi ulang secara partisipatif pada tahun 2015 juga masih layak sebagai penerima bantuan PKKPM.
Baca Juga : Cerita ibu - ibu RTM dampingan PKKPM mampu membuat LKM secara mandiri
Menurut Murtini Anggota KPB PKKPM semenjak didampingi PKKPM sangat semangat dalam menjalankan usaha ternak ayam. Dalam menjadlankan usahanya sudah ada jadwal pengelolaan ternak ayam di KPB Tanjung Jaya. Banyak masyarakat lain yang "iri" dan menilai KPB Tanjung Jaya tidak mampu mengelola usaha ternak Ayam. Akan tetapi hal itu bagi Murtini dijadikan sebagai "cambuk" untuk tetap semangat berusaha. Semangat dari dalam KPB Tanjung Jaya seyogyanya diiringi juga dengan pendampingan dari fasilitator karena KPB PKKPM masih awam dalam hal pengelolaan usaha karena hampir semua anggota KPB PKKPM adalah Rumah Tangga Miskin, pendidikan rendah, pengetahuan kurang. Saat ini KPB Tanjung Jaya sebagai salah satu dari 33 KPB PKKPM di esa Ploso Kecamatan Tegalaombo Kabupaten Pacitan yang lahir belum ada 1 tahun terancam berkelompok dan berusaha tanpa adanya pendampingan dari tenaga fasilitator PKKPM. Karena SPT Fasilitator PKKPM berkahir per 31 Desember 2015. Saat ini meskipun fasilitator masih berada dilapangan untuk melakukan pendampingan tetapi secara formal tidak lagi sebagai pendamping PKKPM alias menjadi pendmaping KPB secara swakelola tanpa tunjangan Gaji dan Fasilitas dari Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes & PDTT)
Baca Juga : Cerita ibu - ibu RTM dampingan PKKPM mampu membuat LKM secara mandiri
Menurut Murtini Anggota KPB PKKPM semenjak didampingi PKKPM sangat semangat dalam menjalankan usaha ternak ayam. Dalam menjadlankan usahanya sudah ada jadwal pengelolaan ternak ayam di KPB Tanjung Jaya. Banyak masyarakat lain yang "iri" dan menilai KPB Tanjung Jaya tidak mampu mengelola usaha ternak Ayam. Akan tetapi hal itu bagi Murtini dijadikan sebagai "cambuk" untuk tetap semangat berusaha. Semangat dari dalam KPB Tanjung Jaya seyogyanya diiringi juga dengan pendampingan dari fasilitator karena KPB PKKPM masih awam dalam hal pengelolaan usaha karena hampir semua anggota KPB PKKPM adalah Rumah Tangga Miskin, pendidikan rendah, pengetahuan kurang. Saat ini KPB Tanjung Jaya sebagai salah satu dari 33 KPB PKKPM di esa Ploso Kecamatan Tegalaombo Kabupaten Pacitan yang lahir belum ada 1 tahun terancam berkelompok dan berusaha tanpa adanya pendampingan dari tenaga fasilitator PKKPM. Karena SPT Fasilitator PKKPM berkahir per 31 Desember 2015. Saat ini meskipun fasilitator masih berada dilapangan untuk melakukan pendampingan tetapi secara formal tidak lagi sebagai pendamping PKKPM alias menjadi pendmaping KPB secara swakelola tanpa tunjangan Gaji dan Fasilitas dari Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes & PDTT)