Sindopos.com - Nganjuk, Air Terjun Sedudo Dikenal dengan mitosnya sebagai sumber penghidupan karena merupakan sumber air suci yang mengalir dari kayangan
Keindahan Panorama Air Terjun Sedudo Di Nganjuk Jawa Timur |
Kawasan obyek wisata Air Terjun Sedudo di Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk Jawa Timur, selama ini dikenal dengan mitosnya sebagai sumber penghidupan karena merupakan sumber air suci yang mengalir dari kayangan. Kali ini, air terjun tersebut membawa korban ketika bagian atas air terjun itu mengalami longsor pada Selasa 21 Juli 2015. Dalam kejadian ini dua orang meninggal dunia, dua orang luka berat dan 11 orang lainnya luka ringan. Mereka diterjang longsoran pohon dan batu yang terjun bebas dari ketinggian 105 meter yang mengenai para pengunjung yang sedang mandi.
Air Terjun Sedudo dengan tinggi 105 meter berada di kaki Gunung Wilis. Lokasi ini tak hanya menebarkan keelokan dalam balutan kesejukan udara nan bersih dan segar, tetapi seperti ditulis Abdul Lathief dalam travel.kompas.com, juga mitos yang menyatu dalam keyakinan masyarakat. Konon, siapa pun yang mandi di kolam atau di bawah air terjun bisa mendapatkan berkah keselamatan, awet muda, disembuhkan dari sakit yang dideritanya, dan naik pangkat.
”Air terjun Sedudo oleh masyarakat dipercaya bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Siapa pun yang mandi di sini juga bisa awet muda,” kata Darto, warga desa setempat.Percaya atau tidak, tetapi yang jelas setiap bulan Sura, dalam tradisi Jawa, ribuan warga berdatangan dan mandi, baik di kolam maupun di bawah air terjun Sedudo. Bahkan, sejumlah elite politik dan pejabat di tingkat pusat dan daerah rela mandi tengah malam dengan beragam niat dan keinginan masing-masing.
”Betul, banyak pejabat negara dan pejabat provinsi yang datang dan mandi di bawah air terjun kala tengah malam,” imbuh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Nganjuk Lies Nurhayati.
Air terjun Sedudo memang menjadi primadona obyek wisata alam dan ritual di Nganjuk. ”Selain bulan Sura, pada malam Jumat Legi juga banyak pengunjung yang datang dan mandi di sini. Pulangnya mereka membawa air Sedudo,” kata Siti Rahayu (36), pedagang makanan dan minuman di lokasi itu.
Kisah panjang Air Terjun Sedudo
Obyek wisata air terjun Sedudo, selain indah, juga memiliki kisah yang panjang. Di zaman Majapahit, air terjun ini dikabarkan sering digunakan untuk mencuci senjata milik raja dan patung dalam upacara Prana Prasthista. Bahkan, Mahapatih Gajah Mada konon menggunakan lokasi air terjun untuk menggembleng prajurit.
Pada zaman kerajaan Islam, Sedudo dikenal sebagai kawasan pertapaan Ki Ageng Ngaliman. penyebar agama Islam di wilayah Nganjuk. Karena itu, dalam perkembangannya, setiap bulan Sura selalu diadakan ritual mandi Sedudo atau siraman Sedudo yang diawali prosesi tarian oleh enam penari berambut panjang yang masih perawan alias dalam keadaan suci.
”Setiap malam tahun baru Hijriah, 1 Muharam atau malam 1 Sura kawasan Sedudo pasti dipadati ribuan orang. Wisatawan datang dari sejumlah daerah di Indonesia, termasuk Kalimantan,” kata Nardi (32), petugas keamanan obyek wisata air terjun Sedudo.
Dewi Ayu Savita (15), seorang pengunjung yang datang bersama kakaknya, Yudi Oktaviana (20), yang dijumpai sehabis berendam di bawah derasnya air terjun, mengatakan, suasana sejuk tatkala berada di lokasi yang membuatnya betah. Situasi itu yang membuat orang mau berkunjung.
”Panorama alamnya masih asri. Air terjunnya tinggi. Kalau dilihat dari kejauhan, tampak indah,” katanya.
Sebagai bagian dari anak muda yang hidup dalam ranah modernitas, Ayu hanya menjadikan obyek wisata air terjun Sedudo sebagai tempat rekreasi belaka. Ia tak sedang melakukan ritual apa pun. Ia hanya ingin menikmati kenyaman, kesegaran udara, dan suasana di lokasi itu.
”Mereka yang masih mempercayai mandi di air terjun Sedudo bisa awet muda dan menyembuhkan penyakit adalah kalangan orang tua. Anak muda sekarang tak percaya dengan mitos itu lagi,” katanya.