Sindopos.com - Pacitan, Koalisi pelangi, dimungkinkan masih akan terjadi di atmosfer politik, pemilu kepala daerah, mendatang. Sejumlah pihak memprediksi, dengan besarnya peluang sejumlah parpol untuk mengusung pasangan calon, kemungkinan terjadinya multi koalisi, sangat besar.
Arif Setya Budi, Ketua Lembaga Konsultan Publik |
Koalisi pelangi, dimungkinkan masih akan terjadi di atmosfer politik, pemilu kepala daerah, mendatang. Sejumlah pihak memprediksi, dengan besarnya peluang sejumlah parpol untuk mengusung pasangan calon, kemungkinan terjadinya multi koalisi, sangat besar. Salah seorang pengamat politik di Pacitan, Arif Setya Budi, mengatakan, segala kemungkinan masih saja terjadi dalam dinamika politik lokal jelang pilkada. Sebab dia akui, semua parpol pasti punya kepentingan merebut kursi kekuasaan. "Ini hal lumrah, sebab keberadaan parpol memang untuk berjuang merebut sebuah kursi kekuasaan. Itulah fatsun politik yang selama ini menjadi dasar semua parpol dalam mengembangkan eksistensinya," ujar pengamat yang juga lokomotif Lembaga Konsultan Publik tersebut, Rabu (8/4).
Arif menegaskan, sebelum ada keputusan final dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait pasangan calon tetap, semua parpol pemilik kursi parlemen, sangat berpeluang mengusung pasangan calonnya. Tentu peluang berkoalisi juga sangat terbuka lebar. Kecuali Demokrat, yang secara Undang-Undang memang diklaim sebagai parpol paling siap dalam menentukan pasangan calonnya secara mandiri. Sebab, partai yang pernah berjaya di dua era pemerintahan tersebut, saat ini masih becokol dengan 18 kursi parlemen di daerah. Sementara partai Golkar, agar bisa lolos mengusung pasangan calon, mau tidak mau harus menggandeng satu kursi parlemen milik parpol lain. Demikian juga dengan PDIP yang merupakan parpol pemenang pada Pileg 2014 lalu, harus melengkapi dua kursi parlemen lagi. Belum parpol-parpol kecil lainnya didaerah, juga bisa saja berkoalisi hingga bisa memenuhi minimal delapan kursi, sebagai partai pengusung pasangan calon. "Intinya semua masih sangat berpeluang. Baik sebagai parpol pengusung, atau sekedar pemeriah saja," terang Arif pada awak media, kemarin.
Lebih lanjut, pegiat LSM itu mengatakan, dengan banyaknya pasangan calon nantinya, tentu iklim kompetisi juga semakin hidup. Dia sangat tidak berharap, ada calon boneka atau bumbung kosong, lantaran sikap pobia politik. Arif mengakui, saat ini tingkat keterpilihan calon incumbent memang masih cukup tinggi. Sehingga banyak atau tidaknya rivalitas yang akan menyaingi elektabilitas incumbent, diyakini tidak akan membawa dampak politik signifikan. "Banyak atau tidaknya pasangan calon, tidak akan berdampak. Hanya, iklim persaingan akan lebih masif," tandasnya. (yun).