Sindopos.com - Beredarnya pesan singkat (SMS) bernadakan ancaman dan kalimat-kalimat tidak semestinya, menyasar ke sejumlah ponsel pejabat dilingkup Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Dinkipindag) Kabupaten Pacitan, pekan kemarin. Sejumlah pejabat, level kepala bidang, mengaku menerima layanan pesan singkat dari seorang jurnalis dari salah satu surat kabar mingguan. Dirangkum kabar, sedikitnya tiga kepala bidang di SKPD dibawah kendali Supomo tersebut, menerima SMS dengan kalimat-kalimat tidak semestinya.
Kusumo, Kabid Kelembagaan, Dinkopindag Pacitan, mengaku mendapatkan SMS dari seorang wartawan surat kabar mingguan, Jumat (27/2) sekira pukul 09.00 Wib. Kalimat SMS yang tertulis pada ponsel pejabat eselon IIIB itu terbilang sangat ekstrim. "Sampaikan terimakasih saya kepada teman wartawan yang sudah misuh-misuh. Semoga mendapatkan keadilan dari Allah, Swt," tulis Kusumo, dalam layanan pesan singkat yang dikirim ke ponsel wartawan, Memo.
Selain Kusumo, dua rekan sejawatnya juga mengalami hal serupa. Eno, Kabid koperasi, juga mengaku menerima SMS dari salah seorang wartawan berinisial YD. Dalam pesan singkatnya, lanjut Eno, oknum pewarta berita tersebut sempat meminta bantuan lantaran rekan sejawatnya tengah menjalani operasi ginjal disalah satu rumah sakit swasta di Kota Solo. Namun, lantaran tidak digubris, user pengirim SMS, kembali mengirimkan pesan dengan kata-kata sangat jorok. "Saya juga dipisuh-pisuhi, Mas," aku Eno, saat bertemu wartawan, kemarin.Aksi kejahatan melalui layanan telepon seluler juga menyasar Kabid Perdagangan, Hari Purwantoro. Pejabat yang masih ada hubungan kekerabatan dengan Bupati Indartato itu juga menerima SMS tidak semestinya. Awalnya, Hari mengaku sempat percaya. Sebab pengirim SMS dengan nomor ponsel 081233503xxx, mengaku petugas dari Dinkopindag provinsi. "Tapi saya curiga, kalau memang dia itu benar dari provinsi, nulisnya kok Dinkopindak. Seharusnya kan Dinkopindag. Ini yang membuat saya curiga," ungkapnya.
Mendapati sesuatu yang tidak semestinya, Hari memilih diam. Meski, si pengirim SMS, sempat meminta no HP beberapa pejabat lainnya. Termasuk nomor Hp Kusumo dan Eno, sempat diminta oleh sipengirim SMS gelap tersebut. Setelah beberapa saat tidak mendapatkan respon, lanjut Hari, ponsel jadul miliknya kembali berdering. Namun nomor pemanggil berganti 082334532xxx. Pada kesempatan tersebut, si pemanggil yang juga mengaku sebagai wartawan salah satu surat kabar mingguan itu, sempat mengeluarkan kata-kata sangat jorog bahkan terbilang ekstrim sekali. Namun saat ditanya, apakah ada yang merongrong kewibawaan kepala daerah, Hari buru-buru menjawab, tidak ada sangkut pautnya dengan bupati. Merasa dirinya dilecehkan, pejabat yang belum lama naik eselon itu langsung melaporkan persoalan tersebut ke unit Reserse dan Kriminal, Mapolres Pacitan. "Saya langsung berkoordinasi dengan pihak kepolisian agar masalah itu bisa diusut tuntas," ceritanya.
Sementara hingga berita ini diturunkan, pelaku SMS teror tersebut belum ditemukan. Namun, komunitas media di Pacitan sempat geram. Sebab profesi mereka dilecehkan oleh ulah segelintir oknum yang tidak bertanggung jawab. (Yun)
(Yuniardi Sutondo-Pacitan)
Kontributor Sindopos.com
Tags
berita