Batu fire opal red dan orange Wonogiri saat ini sedang naik daun di kalangan permatamania. Dari foto yang Riwi Riwi ambil, memang terlihat seperti ada nyala api di dalamnya sebagai salah satu ciri khas batu fire ophal alias barjad api ini.
Bahan yang semula berwarna buram kemudian dipotong dan digosok itu menjadi terlihat cantik dan mengkilap, yang karenanya terus diburu para pecinta batu mulia. Saat ini, selain batu jenis fire opal, batu red baron juga menjadi salah satu primadona yang banyak dicari.
Berikut ini adalah foto-foto batu mulia fire ophal atau barjad api dari Wonogiri:
fireophal bajad api wonogiri 1 Foto indah batu fire opal red dan orange WonogiriBatu fire opal red (kanan) dan orange (kiri) Wonogiri.fireophal bajad api wonogiri 2 Foto indah batu fire opal red dan orange WonogiriFoto- batu fire opal orangefireophal bajad api wonogiri 3 Foto indah batu fire opal red dan orange WonogiriFire opal yang belum diberi ikatan.fireophal bajad api wonogiri 4 Foto indah batu fire opal red dan orange Wonogiri Bahan baku fire opal Wonogiri.
Batu permata fire opal kualitas terbaik memang banyak ditemukan di wilayah Kabupaten Wonogiri. Para perajin batu mulia di kabupaten tersebut mendatangkan bahan bakunya dari Kecamatan Batuwarno dan Tirtomoyo.
Hal itu seperti diungkapkan Walyono (49), perajin batu mulia Permata Sari, Dusun Wates RT2 RW5 Kelurahan/Kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri. Setelah dipoles dan dibentuk, harga batu fire opal bisa mencapai ratusan ribu hingga jutaan rupiah. “Fire opal sedang ngetrend sekarang. Bahan baku yang paling bagus justru ditemukan di Batuwarno. Kalau sudah jadi, harga terendah mencapai Rp 300.000 untuk ukuran 8×12 milimeter. Sedangkan harga tertinggi bisa jutaan rupiah per biji,” katanya dikutip Riwa Riwi.
Batu fire opal memliki keunikan tersendiri. Dari dalam batu itu mampu memantulkan dan membiaskan cahaya, sehingga terlihat hampir menyerupai nyala api. Karena itulah dinamakan fire opal
Hadi Sutrisno (45) perajin batu Sri Sejati Dusun Giritengah RT3 RW2 Desa Sejati, Kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri mengungkapkan, selain fire opal, batu kalsidon jenis red baron juga tinggi nilainya. Batu red baron yang telah dipotong dan dipoles menjadi akik bisa laku Rp 700.000 – Rp 1 juta per biji.
“Kalau fire opal yang besar, bagus, dan jernih bisa mencapai Rp 750.000 – Rp 2,5 juta juta per biji,” ujarnya.
Dia menerangkan, kebanyakan batu fire opal berwarna oranye. Ada juga yang berwarna merah, kebiruan, atau kehijauan. Adapun batu red baron didominasi warna oranye. Namun, red baron tidak sejernih fire opal. Kedua jenis batu itu berharga mahal karena cukup langka.
Sebelum diolah menjadi cincin, akik, atau aksesoris lain, bongkahan batu fire opal yang masih mentah sudah berharga tinggi. Berkisar Rp 2,5 – Rp 5 juta per kilogram.
Batu itu biasanya dipasok dari Tirtomoyo dan kebanyakan digali dari hutan-hutan. Tidak hanya digali di permukaan, terkadang penggaliannya bisa sembilan meter di dalam tanah. “Kalau ada yang menawari bahan baku, biasanya saya akan mendatangi dan mengambil sendiri agar benar-benar sesuai keinginan. Soalnya kalau diamblikan dan diantarkan orang, sering tidak sesuai dengan keinginan,” katanya.