Sindopos.com - Profil Desa Bomo Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan
Desa Bomo Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan |
Desa Bomo merupakan salah satu dari 13
Desa di wilayah Kecamatan Punung, yang terletak 7 Km ke arah Selatan dari kota
Kecamatan, Desa Bomo mempunyai luas
wilayah seluas 1.106.505 hektar. Adapun batas-batas wilayah desa Bomo:
BATAS DESA
|
|
Sebelah Utara
|
|
Sebelah Selatan
|
|
Sebelah Timur
|
: Desa Dersono
Kecamatan Pringkuku
|
Sebelah
Barat
|
Iklim Desa Bomo, sebagaimana desa-desa
lain di wilayah Indonesia mempunyai iklim kemarau dan penghujan, hal tersebut
mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam yang ada di Desa Bomo Kecamatan
Punung.
Sejarah
Desa Bomo Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan
Menurut keberadaan , Desa Bomo terletak disebelah selatan Desa
Piton. Desa Bomo Terletak paling ujung selatan yang menjadi batas kecamatan, yakni kecamatan Donorojo dan
Kecamatan Pringkuku.
Desa Bomo termasuk Desa yang
subur dan kaya akan keindahan alam, yang mana Desa Bomo terdapat Goa . Yaitu SONGGUPUH dan GOA GONG. Masing – masing Goa mempunyai keindahan dan keunikan sendiri sendiri. Goa SONGUPUH merupakan situs
Prasejarah, yang mana didalam goa ditemukan Seperangkat alat masak yang digunakan zaman manusia
purba. Demikian sekilas cerita Goa .
Kembali pada sejarah Desa Bomo.
Masyarakat Desa
Bomo sangatlah guyup rukun ayem tetrem dan Damai.
Diceritakan oleh Nara Sumber
bahwa Desa Bomo berbatasan dengan Desa Dersono, diantara Desa Bomo dan Desa Dersono
dibatasi oleh sungai yang besar dan panjang, hingga keujuung laut selatan jarak 4 km dari laut
yang tepatnya ditengah sungai terdapatlah sebuah goa.
Goa tersebut
bernama PERTAPAAN BALA DEWA.
Didalam goa pertapaan BALA DEWA
ditempati oleh seorang Pertapa yang bernama Raden Bomo Naroko Suro. Raden Bomo Naroko Suro
adalah Seorang pertapa yang gigih dan
pemberani. Setelah sekian Tahun
bertapa, beliau ingin menyudahi Pertapanya. Dan ingin hidup di alam luar yang
indah. Raden Bomo Naroko Suro keluar dari goa dan melihat pemandangan yang alam
luas. Akhirnya Raden Bomo Naroko Suro berjalan kearah menuju dari mana
datangnya arus air itu mengalir.
Namun Raden Bomo Naroko Suro
tidak sampai ujung mata air, karena ditengah perjalanan beliau telah menemukan suatu
tempat tanah lapang yang luas dan subur.Beliau memulai hidup yang baru dan
membuka lahan yang subur dan penuh dengan keindahan, demi kelangsungan
hidupnya.
Raden Bomo Naroko Suro kemudian
berkelana melihat keadaan alam diluar
sana. Beliau berjalan kearah barat naik bukit tinggi dan terjal. Ditengah hutan
banyak pohon yang besar dan daunya sangant lebat. Disana Raden Bomo Naroko Suro
bertemu dengan seekor kera Raksasa, namun kera tersebut merupakan jelmaan
seseorang yang selalau menutup kedoknya. Ternyata orang tersebut adalah
penghuni pohon besar dan yang berdaun
lebat tadi. Pohon itu bernama WARUKU untuk mempermudah ingatanya wilayah ini
diberi nama dengan sebutan DOKWARU.
Dengan kelanjutanya perjalananya
Raden Bomo Naroko Suro menuju kearah timur. Disana Raden Bomo Naroko Suro
dikejutkan oleh semerbaknya harum bunga, dan meronanya alam-alam disana. Warna
merah merona yang datang dari pohon yang rindang, setelah didekatinya buah
tersebut adalah buah JAMBU. Akhirnya Raden Bono Naroko Suro menyebutnya dengan
wilayah JAMBU.
Namun tidak hanya sampai disini
perjalanan Raden Naroko Suro,perjalanan dilanjutkan kearah utara. Ditengah
perjalananya beliau terhambat oleh rerumputan yang lebat dan daunya yang
merambat, hingga sulit untuk dilewati. Rupanya rumput itu berbunga dan berbuah.
Rasa buah itu sangatlah pait, apabila daunya dimakan hewan, maka hewan akan
keracunan dan mengakibatkan kematian. Ternyata rumput tersebut KORO LOKE. Untuk
mempermudah menyebutnya maka wilayah ini diberi nama wilayah KORO.
Tidak begitu jauh dari wilayah
KORO, Raden Bomo Naroko Suro melihat lembah yang luas dan tampak sebuah pohon
yang besar dan rimbun. Karena hari semakin gelap Raden Bomo Naroko Suro berniat
untuk beristirahat dibawah pohon itu. Namun karena masih sangat angker dan
wingit, beliau merasa kesulitan untuk berteduh dibawahnya. Hingga akhirnya Raden Bomo Naroko Suro
mengucapkan salam. Setelah mengucapkan salam barulah raden Bomo Naroko Suro
bisa mendekati pohon dan berteduh dibawahnya. Untuk mengenang riwayatnya maka
tempat itu diberi nama wilayah SALAM.
Raden Bomo Naroko Suro
melanjutkan perjalananya kearah utara menuju kesebuah lembah yang berada
diantara bukit – bukit. Disana Raden Bomo Naroko Suro merasa kehausan dan
berniat untuk mencari sumber mata air, namun belum juga didapatnya. Justru
Raden Bomo Naroko Suro menemukan LUWENG yang luas dan besar. Raden Bomo Naroko
Suro ingin untuk mengambil air didalamnya, namun terhadang oleh seseorang yang
bertubuh besar, orang tersebut bernama Gebang Onggo Karso. Terjadilah
pertarungan antara Raden Bomo Naroko Suro dan Gebang Onggo Karso, akhir
pertarungan Raden Bomo Naroko suro lah Yang paling unggul, sedang Gebang Onggo
Karso masuk kedalam Luweng tersebut. Demikian riwayat Gebang Onggo Karso, yang hingga sampai sekarang disebut wilayah
GEBANG.
Sampai disini sebenarnya Raden
Bomo Naroko Suro ingin segera kembali kewilayah asal. Namun ditengah
perjalananya Raden Bomo Naroko Suro menemukan tempat yang nyaman indah dan
strategis. Temapt ini dipergunakan sebagi tempat pertemuan para sesepuh atau
sering disebut KUMPULE PORO PEPUNDEN. Akhirnya diambil keputusan bahwa nama
tempat ini dinamakan PULE.
Perjalanan Raden Bomo Naroko
Suro dilanjutkan hingga ke hutan angker dan wingit. Di sana Raden Bomo Naroko
Suro banyak menemukan hal-hal yang sangat terlarang. Misalnya bila ada orang
yang memakai pakaian berwarna hijau gadung, maka orang tersebut akan bisa gila
dan bahkan sakit yang manyakitkan. Karena saking banyaknya larangan-larangan
Raden Bomo Naroko Suro menyebutnya wilayah tersebut dengan NGLARANGAN.
Dengan perjalananya yang cukup
lama dan melelahkan, Raden Bomo Naroko Suro ingin rasanya kembali ketempat
pemukimanya, namun dilihatnya masih ada dua bukit lagi yang harus dilewati.
Dengan perasaan yang bimbang dan dirasa kepalang tanggung baliau tetap
melanjutkan perjalananya. Karena waktu yang sudah gelap dan merasa lelah maka
beliau memutuskan untuk beristirahat di tempat ini. Karena persaan diatas yang
mersa bimbang dan kepalang tanggung beliau berpikir untuk memberi nama tempat
ini dengan sebutan TANGGUNG.
Ditinggalkanya wilayah TANGGUNG,
kemudian Raden Bomo Naroko Suro menuju kedua bukit yang tinggi dan berjajar
tersebut. Bukit yang sebelah utara yang kelihatan hijau dan redup, namun bukit
yang sebalah selatan terlihat rindang
dan hanya rerumputan yang kelihatan hijau. Setelah ditempat bahwa bukit sebelah
utara penuh dengan pohon yang besar dan berdaun lebat. Ternyata pohon tersebut
adalah pohon PUCUNG. Untuk mengingatnya bukit tersebut diberi nama bukit
PUCUNG.
Lain dengan bukit sebelah
selatan yang disana banyak yang ditumbuhi rerumputan yang daunya penuh duri dan
runcing. Jenis tumbuhan ini namanya Konas. Tumbuhan ini sangat mirip tumbuhan
Nanas. Untuk membedakan antara dua bukit tadi maka yang sebelah selatan
dinamakan bukit NANAS.
Akhirnya Raden Bomo Naroko Suro
turun dari bukit menuju wilayah yang pertama dibukanya, nah disanalah Raden
Bomo Naroko Suro membentuk suatu pemerintahan. Pemerintahan yang pertama
dipimpin oleh seorang demang, setelah terbentuknya demang tidak lama Raden Bomo
Naroko Suro Wafat. Karena wilayah ini merupakan wilayah akhir riwayat Raden Bomo Naroko Suro. Maka untuk mengenang
sejarah ini diambil keputusan bahwa nama wilayah ini disebut wilayah Bomo.
Setelah pemerintahan Kademangan berakhir wilayah ini dipimpin oleh Kepala
Desa.:
1.
WIRODIKROMO ( DEMANG 1 ) Tahun 1769 – 1826 ( 57 Tahun
).
2.
KROMODIKARYO ( DEMANG 2 ) Tahun 1826 – 1878 ( 52 Tahun ).
3.
ATMOSULOYO ( LURAH 1 ) Tahun 1878 – 1904 ( 26
Tahun ).
4.
P. MARTODIKROMO ( LURAH 2 ) Tahun 1904 - 1908 ( 4 Tahun ).
5.
LONTRONG ( LURAH 3 ) Tahun
1908 – 1926 ( 18 Tahun ).
6.
S. ATMOPAWIRO ( LURAH 4 ) Tahun 1926 – 1946 ( 20 Tahun ).
7.
KASANADI ( LURAH 5 ) Tahun
1946 – 1946 ( 3 Bulan ).
8.
S. ATMOPAWIRO ( LURAH 6 ) Tahun 1946 – 1971 ( 25 Tahun ).
9.
C. MARGONO ( LURAH 7 ) Tahun 1971 – 1977 ( 5
Tahun )
10. TURAMI (
LURAH 8 ) Tahun
1977 – 1999 ( 22 Tahun )
11. SURATMI (
LURAH 9 ) Tahun
1999 – 2007 ( 8 Tahun )
12. SURATMI (
LURAH 10 ) Tahun
2007 - ……… ( Sekarang )
Jadi Pemerintahan Desa Bomo
sekarang dipimpin Ibu. SURATMI, S,Pd. dari sekian wilayah yang dibuka Raden
Bomo Naroko Suro, akhirnya menjadi kesimpulan bahwa wilayah Desa Bomo dibagi
menjadi 11 Dusun yakni : Dokwaru, Jambu, Koro, Salam, Gebang, Pule, Nglrangan,
Tanggung, Pucung. Nanas dan Bomo.
Demografi Desa Bomo Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan
Desa Bomo hanya terdiri dari 11 dusun saja
dengan jumlah penduduk 2.942 Jiwa atau 1.172 KK, dengan perincian sebagaimana tabel
berikut;
Tabel II.1: Jumlah Penduduk
No.
|
Jenis
Kelamin
|
Jumlah
|
1.
|
Laki – Laki
|
1.435 Orang
|
2.
|
Perempuan
|
1.515
Orang
|
3.
|
Kepala Keluarga
|
926
KK
|
Tabel II.2: Jumlah Penduduk Menurut Umur
No.
|
Umur
(Tahun)
|
Jumlah
(Jiwa)
|
1.
|
> 56
|
897
|
2.
|
18
– 56 Tahun
|
1.489
|
3.
|
7
– 18 Tahun
|
378
|
4.
|
5
– 7 Tahun
|
186
|
5.
|
1
– 5 Tahun
|
93
|
6.
|
0
– 12 Tahun
|
15
|
Jumlah
|
3058
|
Keadaan Sosial Desa Bomo Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan
Tingkat pendidikan masyarakat Desa Bomo
adalah sebagai berikut
Tabel II.3: Tingkat Pendidikan Masyarakat
No.
|
Tingkat Pendidikan
|
Jumlah ( orang )
|
1.
|
Tidak
Sekolah / Buta Huruf
|
27
|
3.
|
Tidak
Tamat SD/Sederajat
|
15
|
4.
|
458
|
|
5.
|
Tamat
SLTP / sederajat
|
427
|
6.
|
Tamat
SLTA / sederajat
|
346
|
7.
|
Tamat
D1, D2, D3
|
6
|
8.
|
Sarjana
/ S-1
|
12
|
Kesenian yang masih ada di masyarakat Desa
Bomo adalah sebagai berikut
Tabel II.4: Kesenian Masyarakat
No.
|
Jenis Kesenian
|
Jumlah Kelompok
|
Status
|
1.
|
Ketoprak
|
1
|
Pasif
|
2.
|
Wayang
|
1
|
Pasif
|
3.
|
Langgam
|
1
|
Aktif
|
4.
|
Reog
|
6
|
Pasif
|
Keadaan Ekonomi Desa Bomo Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan
Karena Desa Bomo merupakan desa pertanian, maka sebagian besar penduduknya
bermata pencaharian sebagai petani, selengkapnya sebagai berikut:
9
Tabel II.5: Mata Pencaharian Penduduk
Petani
|
Pedagang
|
PNS
|
Tukang /Jasa
|
Lain- Lain
|
356
|
190
|
24
|
98
|
34
|
Jumlah kepemilikan hewan ternak oleh penduduk
Desa Bomo adalah sebagai berikut :
Tabel II.6: Kepemilikan Ternak
Ayam/itik
|
Kambing
|
Sapi
|
Kerbau
|
Lain-lain
|
579
|
386
|
298
|
0
|
0
|
Pembagian Wilayah
Desa Desa Bomo Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan
Secara administratif pembagian wilayah, sebagai berikut:
Tabel II.7: Pembagian Wilayah Desa
NO
|
DESA
|
DUSUN
|
RW
|
RT
|
1
|
BOMO
|
11
|
17
|
38
|
Bomo is the best
ReplyDelete