Sindopos.com - Profil Desa Sukodono Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan Provinsi Jawa Timur.
Peta Desa Sukodono Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan Provinsi Jawa Timur |
BATAS DESA
|
|
Sebelah Utara
|
: Desa Belah dan Kecamatan Donorojo
|
Sebelah Selatan
|
|
Sebelah Timur
|
|
Sebelah Barat
|
Iklim Desa Sukodono, sebagaimana desa-desa
lain di wilayah Indonesia mempunyai iklim kemarau dan penghujan, hal tersebut
mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam yang ada di Desa Sukodono
Kecamatan Donorojo.
Sejarah Desa Sukodono Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan Provinsi Jawa Timur
Cerita
dari sesepuh desa dan beberapa tokoh masyarakat desa Sukodono dapat diuraikan
dengan singkat bahwa Desa Sukodono telah berdiri sejak jaman penjajahan
Belanda. Pada saat itu tentunya kondisi desa masih belum menentu karena
masyarakat merasa tertekan oleh kekuatan fisik oleh tentara Belanda. Walaupun
masyarakat desa dalam cengkraman tentara Belanda namun sudah ada pimpinan desa
yang disebut Ki Demang. Ki Demang merupakan seorang yang sangat berpengaruh pada saat itu dan
ditunjuk oleh tentara Belanda untuk memimpin desa sampai tahun 1942. Pada tahun
itu sebetulnya sudah ada pembangunan-pembangunan yang diprakarsai oleh tentara
Belanda tetapi hanya sebatas pelebaran jalan dan jembatan yang dikerjakan
secara swadaya bersama-sama masyarakat.
Beberapa
tahun berselang datang para tentara Jepang yang berkeinginan menguasai desa dan
mengatur desa sehingga nama Ki Demang diganti menjadi Lurah dengan disertai
pembantu-pembantunya guna kelancaran tugas dalam memimpin desa.
Apalagi
letak desa Sukodono yang jauh dari pusat pemerintahan sedangkan kondisi tanahpun
masih belum bisa menghasilkan yang optimal untuk kebutuhan masyarakat.
Kehidupan
masyarakat tentunya sudah sangat tradisional, namun berkat kegigihan masyarakat
yang diprakarsai oleh petinggi desa kondisi desa Sukodono semakin mengarah ke
kegiatan-kegiatan yang bersifat kerja bakti dan gotong royong masyarakat.
- Latar
Belakang Desa Sukodono
Latar
belakang Sukodono diawali dengan turunya Raja Jenggala Manik dari Kerajaan
Kediri Pada tahun 1341 Masehi yaitu sang Prabu Hino Kerta Pati alias Panji
Asmoro Bangun keluar dari kerajaan dan menjadi Ande-ande lumut yang bertempat
di Dusun Dadapan ikut seorang janda yang disebut “Mbok Rondo Dadapan”.
Karena
dengan tampangnya Panji Asmoro Bangun, banyak para wanita cantik yang jatuh
cinta kepadanya.
Diantaranya
adalah Dewi Sekar Taji alias Galuh Candra Kirana. Galuh Candra Kirana dengan
pakaiannya yang jelek maka justru malah diterima oleh Si Ande-Ande Lumut alias
Panji Asmoro Bangun. Pada waktu itu kakak iparnya yang bernama Raden Sukonandi
mendapat perintah dari Romo Dalem yaitu Prabu Kertanegara dari Kerajaan Kediri,
agar supaya mereka menemui adiknya Dewi Sekar Taji menjadi Prajurit di wilayah
Bedali.
Dan
akhirnya Raden Sukonandi berangkat dan berhasil menemui adiknya lalu mereka
mengabdi pada adiknya Dewi Sekar Taji di wilayah Bedali. Pada waktu mereka
berada di tempat adiknya lalu mereka bersemedi.
Pada
waktu bersemedi mereka mendapat petujuk dari yang Maha Kuasa.Dalam petunjuk
tersebut Raden Sukonandi agar membuka hutan atau babat yang akhirnya Raden
Sukonandi dan didukung oleh para prajurit dari Kerajaan Kerta Negara membabat
hutan yang bisa dijadikan desa. Yaitu desa yang diberikan nama Desa Sukodono.
- Asal
Usul Desa Sukodono
Desa
Sukodono pertama kali ditemukan dan dibuka oleh Raden Sukonandi. Awalnya Desa
Sukodono merupakan sebuah hutan belantara. Dan dalam perjalanannya atau
mengembara Raden Sukonandi bersemedi di wilayah Bedali. Dalam semedinya Raden
Sukonandi mendapat petunjuk agar membuka hutan. Yang akhirnya terjadilah hutan
tersebut menjadi sebuah desa yaitu Desa Sukodono. Dan nama Sukodono diambil
dari nama Raden Sukonandi yang diambil dari kata “SUKO”, sedangkan “DONO”
diambil dari palilah atau izin yaitu Raden Sukonandi mendapat izin dari Prabu
Kertanegara di Kerajaan Kediri dan akhirnya dapat disimpulkan menjadi nama Desa
Sukodono.
Dan
sebagaimana tanda keberhasilannya Raden Sukonandi membuat sumber yaitu Sumber
Mbeji yang sampai sekarang masih ada. Yaitu terletak di Dusun Salak Desa
Sukodono. Sedangkan Sumber Mbeji punya makna yaitu mengandung maksud “Ngombe
Dadi Siji”. Yang artinya minumnya semua warga Desa Sukodono menjadi satu di
sumber Mbeji.
Di
dalam membuat Sumber Mbeji Raden Sukonandi sambil bersabda dan disaksikan oleh
para prajurit. Adapun isinya “Bahwa sumber ini saya berinama Sumber Mbeji”
Setelah
Raden Sukonandi selesai membuat Sumber Mbeji lalu mereka bersabda “para rakyat
adiknya Dewi Sekar Taji, Jangan minum Sumber Mbeji kalau belum sisanya rakyat
saya”. Setelah selesai membuat Sumber Mbeji lalu Raden Sukonandi timbul
angan-angan untuk mencari adiknya. Setelah mereka cari akhirnya ketemu dan
ternyata Dewi Sekar Taji sudah mendirikan Sebuah desa yaitu Desa Sekar.
Kemudian
selanjutnya Raden Sukonandi datang dan menemui adiknya Dewi Sekar Taji dan
sambil memberikan pakaian untuk adiknya sang Dewi Sekar Taji memberikan pakaian
tersebut Dewi Sekar Taji menolak dan tidak mau memakainya. Dan minta agar
pakaian tersebut untuk di bawa pulang kembali oleh kakaknya Raden Sukonandi.
Akhirnya Raden Sukonandi kembali pulang dan setelah sampai padepokan dengan
rasa kecewa hatinya. Sampai- sampai pakaian adiknya Dewi Sekar taji di buang ke
hutan.
Dengan
keajaiban dunia maka dengan di buangnya pakaian tersebut maka menjadi sumber
atau sendang dan Raden Sukonandi Berkata “Hai para prajurit saksikan bahwa ini
nanti kalau ada majunya jaman akan menjadi Sumber Sendang. Sumber Sendang
berawal dari pakaian Dewi Sekar Taji yang dibuang ke hutan.Sumber tersebut
terletak di Dusun Karang Endek Desa Sukodono.
- Asal
Mula Bersih Desa Sukodono
Dengan
terjadinya Desa yang diberi nama oleh Sukonandi, yaitu Desa sukodono tadi agar
semakin lama semakin maju dan di dukung oleh para rakyat kanan kiri.
Maka
Raden sukonandi bersamaan dengan Bulan Besar Rii Anggoro Kasih Tanggal 29
berhasil mengumpulkan para prajurit dan rakyat di Desa Sukodono, bersamaan pula
waktu penen para petani yang juga merupakan luapan rasa syukur kepada Tuhan
Yang Maha Esa, dalam bentuk “Memetri Desa dengan bersenang-senang”.Ataupun di
sebut Bersih Desa.
Sedangkan
para prajurit dan rakyat hanya
mematuhi perintah dari Raden Sukonandi, ada yang ngidung, ada yang
kekuatan, ada yang bersemedi, dan ada yang main judi.
Semua
itu atas kemauan dari Raden Sukonandi. Dan waktu Raden sukonandi menjabat
sebagai pemimpin Desa
Sukodono masuk wilayah Kerajaan Kediri. Setelah Kediri runtuh Desa Sukodono
masuk Kerajaan Majapahit, lalu setelah Majapahit runtuh, Desa Sukodono ikut
wilayah Kerajaan Mangku negaran dan terus Mataram sampai Indonesia merdeka.
Setelah
Indonesia merdeka maka ada pembagian wilayah dan Desa Sukodono masuk Propinsi
Jawa Timur yaitu di Kabupaten Pacitan.
Sebelum Indonesia merdeka Desa Sukodono dipimpin
oleh seorang Bekel. Setelah Indonesia merdeka tahun 1945 Desa Sukodono dipimpin
oleh Kepala Desa. Adapun silsilah pemimpin Desa Sukodono:
- Bapak
Dulah dari dusun Kebon Seorang Bekel (1907-1912)
- Bapak
Poredjo dari Dusun Pager Gunung Seorang Bekel (1912-1942)
- Bapak
Somodikromo dari Dusun Kebon Seorang Bekel (1942-1954)
- Bapak
Tjipto Sudarmo dari Dusun Gedangan Seorang Kepala Desa (1954-1957)
- Bapak
S Sudjono dari Dusun Gedangan Seorang Kepala Desa (1957-1977)
- Bapak
Maroeto dari dusun Krajan Seorang Kepala Desa (1977-1982)
- Bapak
Kasmoredjo dari Dusun Salam Seorang Kepala Desa (1982-1992)
- Bapak
Sumadi dari Dusun Krajan Seorang Kepala Desa (1992-2001)
- Supriyanto
S.pd dari Dusun Krajan Seorang Kepala Desa (2002 sampai sekarang )
Demografi Desa Sukodono Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan Provinsi Jawa Timur
Desa Sukodono terdiri dari 10 dusun dengan
jumlah penduduk 3571 Jiwa, 1041 KK, 275 RTM dengan perincian sebagaimana tabel
berikut;
Tabel
II.1: Jumlah Penduduk
No.
|
Jenis Kelamin
|
Jumlah
|
1.
|
Laki – Laki
|
1746 Orang
|
2.
|
Perempuan
|
1825 Orang
|
3.
|
Kepala Keluarga
|
10 41 KK
|
Tabel
II.2: Jumlah Penduduk Menurut Umur
No.
|
Umur (Tahun)
|
Jumlah (Jiwa)
|
1.
|
> 65
|
145
|
2.
|
60
- 65
|
502
|
3.
|
55
– 60
|
716
|
4.
|
50
– 55
|
475
|
5.
|
45
– 50
|
250
|
6.
|
40
– 45
|
192
|
7.
|
35
– 40
|
152
|
8.
|
30
– 35
|
164
|
9.
|
25
- 30
|
161
|
10.
|
20
– 25
|
157
|
11.
|
15
– 20
|
155
|
12.
|
10
– 15
|
149
|
13.
|
5
- 10
|
156
|
14.
|
<
5
|
197
|
Jumlah
|
3571
|
Keadaan Sosial Desa Sukodono Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan
Tingkat pendidikan masyarakat Desa
Sukodono adalah sebagai berikut
Tabel II.3:
Tingkat Pendidikan Masyarakat
No.
|
Tingkat Pendidikan
|
Jumlah ( orang )
|
1.
|
Tidak
Sekolah / Buta Huruf
|
713
|
3.
|
Tidak
Tamat SD/Sederajat
|
461
|
4.
|
Tamat
SD / sederajat
|
1706
|
5.
|
Tamat
SLTP / sederajat
|
237
|
6.
|
Tamat
SLTA / sederajat
|
281
|
7.
|
Tamat
D1, D2, D3
|
31
|
8.
|
Sarjana
/ S-1
|
40
|
Kesenian yang masih ada di masyarakat Desa
Sukodono adalah sebagai berikut
Tabel
II.4: Kesenian Masyarakat
No.
|
Jenis Kesenian
|
Jumlah Kelompok
|
Status
|
1.
|
Jaranan
Enem
|
1
|
Tidak
Aktif
|
2.
|
Reog
|
2
|
Aktif
|
3
|
Terbangan
|
2
|
Tidak
aktif
|
Keadaan Ekonomi Desa Sukodono Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan
Karena Desa Sukodono merupakan desa
pertanian, maka sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani,
selengkapnya sebagai berikut:
9
Tabel
II.5: Mata Pencaharian Penduduk
Status
|
Jumlah
|
PNS
|
21
|
ABRI dan Polri
|
4
|
Guru
|
22
|
Bidan
|
2
|
Perawat
|
2
|
Petani
|
1460
|
Pedagang
|
156
|
Supir
|
17
|
Swasta
|
276
|
Jumlah kepemilikan hewan ternak oleh penduduk
Desa Sukodono adalah sebagai berikut :
Tabel
II.6: Kepemilikan Ternak
Ayam/itik
|
Kambing
|
Sapi
|
Kerbau
|
Lain-lain
|
700
|
871
|
667
|
0
|
0
|
Pembagian Wilayah Desa Desa Sukodono Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan
Secara administratif pembagian wilayah, sebagai berikut:
Tabel
II.7: Pembagian Wilayah Desa
NO
|
DESA
|
DUSUN
|
RW
|
RT
|
1
|
SUKODONO
|
10
|
10
|
32
|